Kamis, 29 Desember 2016

Praktek Jenis Kuncian Dalam Pencak Silat

Apa itu kuncian?
Kuncian adalah menguasai lawan dengan tangkapan sempurna sehingga lawan tidak berdaya. Teknik kuncian dapat dilakukan untuk menahan kemungkinan gerak lawan sambil mematikan tiga titik persendian anggota badan lawan. Jenis tangkapan yang digunakan dalam kuncian adalah tangkapan dengan tangan dan tungkai.
Kuncian dapat dilakukan dengan cara :
1.      Menahan kemungkinan gerak lawan
2.      Mematikan gerak sendi dengan lipatan.

Unsur tangkapan dalam kuncian dapat merupakan tangkapan tangan atau kaki. Teknik kuncian pada umumnya adalah mematikan tiga tempat/titik anggota badan lawan. Kuncian dengan diawali tangkapan tangan dilakukan dengan cara mengangkat lengan dilanjutkan dengan lipatan ke belakang atau ke bawah.Kuncian dengan diawali menangkap kaki dilakukan dengan cara menjatuhkan lawan.

Jenis-Jenis Tendangan Dalam Pencak Silat

Praktek Jenis-jenis tendangan dalam pencak silat antara lain sebagai berikut
Untuk melakukan serangan dalam olahraga pencak silat selain menggunakan pukulan dapat juga dilakukan dengan cara menggunakan tendangan kaki. Sebelumnya kita telah membahas tentang Jenis Pukulan Dalam Olahraga Pencak Silat maka kali ini kita akan membahas Jenis Tendangan dalam Pencak Silat. Macam-Macam Tendangan Dalam Olahraga Pencak Silat adalah :
1.      Tendangan lurus, yaitu tendangan yang menggunakan ujung kaki dengan tungkai lurus. Tendangan ini mengarah ke depan pada sasaran dengan meluruskan tungkai sampai ujung kaki. Bagian kaki yang kena saat menendang adalah pangkal bagian dalam jari-jari kaki. Posisi badan menghadap ke sasaran.
2.      Tendangan tusuk, tendangan ini hampir sama dengan tendangan lurus, yakni mengarah ke depan, namun perkenaannya adalah ujung jari-jari kaki dengan sasaran kemaluan atau ulu hati.
3.      Tendangan jejak, disebut juga dorongan telapak kaki. Tendangan ini mengarah ke depan yang sifatnya mendorong ke sasaran dada dengan perkenaan telapak kaki penuh.
4.      Tendangan T, tendangan ini hampir sama dengan tendangan lurus, yakni menggunakan sebelah kaki dan tungkai. Lintasannya lurus ke depan dan perkenaannya pada tumit, telapak kaki, dan sisi luar telapak kaki. Tendangan ini biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
5.      Tendangan celorong, tendangan ini hampir sama dengan tendangan T, tapi dilakukan sambil merebahkan badan. Sasarannya, yaitu lutut dan kemaluan.
6.      Tendangan kepret, dilakukan ke arah depan dan samping dengan kenaan punggung kaki. Sasaran dari tendangan kepret, yaitu kemaluan.
7.      Tendangan belakang, dilakukan dengan menggunakan sebelah kaki dan tungkai. Lintasannya lurus ke belakang tubuh dan membelakangi lawan. Tendangan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa melihat sasaran. Sasarannya, yaitu seluruh bagian tubuh.
8.      Tendangan kuda dilakukan dengan menggunakan dua kaki dalam posisi menutup atau membuka. Lintasannya lurus ke belakang dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
9.      Tendangan taji dilakukan menggunakan sebelah kaki dan tungkai dengan kenaan tumit. Lintasannya ke arah belakang dengan sasaran kemaluan.
10.  Tendangan sabit, dilakukan dalam lintasan setengah lingkaran. Perkenaannya, yaitu bagian punggung telapak kaki atau pangkal jari telapak kaki dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
11.  Tendangan baling, dilakukan dengan cara melingkar ke arah luar dan posisi tubuh berputar. Perkenaannya, yaitu tumit luar dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
12.  Tendangan baling setengah, tendangan ini mirip dengan tendangan baling, hanya saja posisi tubuh tidak berputar. Sasarannya, yaitu seluruh bagian tubuh.
13.  Hentak bawah merupakan serangan yang menggunakan telapak kaki menghadap keluar. Serangan kaki ini dilaksanakan dengan posisi badan direbahkan dan bertujuan untuk mematahkan persendian kaki.
14.  Sapuan adalah serangan menyapu kaki dengan lintasan dari luar ke dalam dan bertujuan menjatuhkan lawan. Ada dua jenis sapuan, yaitu sapuan tegak dan sapuan rebah. Sapuan tegak mengarah ke mata kaki, sedangkan sapuan rebah mengarah ke betis bawah.
15.  Sabetan merupakan serangan menjatuhkan lawan dengan kenaan tulang kering. Sasarannya adalah betis dengan lintasan dari luar ke dalam.
16.  Besetan adalah serangan menjatuhkan lawan dengan cara menyasar betis. Lintasannya yaitu dari luar ke dalam dan arah sasaran betis bagian belakang.
17.  Dengkulan adalah serangan yang menggunakan lutut atau dengkul sebagai alat penyerang. Dengkulan umumnya diarahkan ke dada atau pinggang belakang.
18.  Guntingan adalah teknik menjatuhkan lawan yang dilaksanakan dengan menjepitkan kedua tungkai kaki pada sasasan leher, pinggang, atau tungkai lawan sehingga lawan jatuh. Berdasarkan arah geraknya, ada dua jenis guntingan, yaitu guntingan luar dan guntingan dalam.

Jenis-Jenis Pembelaan Dalam Pencak Silat

Jenis-jenis pembelaan dasar pada pencak silat antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Elakan
Elakan adalah gerakan pembelaan dengan cara memindahkan bagian tubuh yang menjadi sasaran serangan, dengan melangkah (memindahkan kaki) atau tidak dengan melangkah.
Elakan yang dilakukan bisa meliputi:
·         Elakan bawah
·         Elakan atas
·         Elakan samping
·         Elakan belakang
·         Elakan dengan angkat kaki
2.      Tangkisan
Tangkisan adalah teknik menahan atau membuang serangan lawan baik jenis pukulan atau tendangan. Untuk itu diperlukan kekuatan ekstrakuat. Berdasarkan jenisnya tangkisan ada tiga macam, diataranya:
·         Tangkisan tangan dalam
Tangkisan tangan jenis ini dilakukan dari luar ke dalam.
·         Tangkisan tangan luar
Tangkisan yang dilakukan dari dalam ke luar.
·         Tangkisan kaki
Tangkisan kaki adalah tangkisan serangan kaki dengan kaki.
3.      Tangkapan
Tangkapan adalah gerakan pembelaan dengan cara menahan lengan atau tungkai lawan untuk menjaga serangan berikutnya atau merupakan unsur dari teknik menjatuhkan atau mengunci lawan.
Tangkapan dapat dilakukan dengan cara berikut:
·         Satu tangan
·         Dua tangan
4.      Lepasan
Lepasan adalah teknik atau gerakan sebagai usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan. Kemampuan ini pun bisa diteruskan dengan membalas tangkapan lawan tersebut.
Teknik lepasan bisa dilakukan dengan tiga cara berikut:
·         Dengan putaran
·         Dengan hentakan
·         Dengan serangan

Jumat, 16 Desember 2016

Praktek Jenis Pukulan Dalam Pencak Silat

Jenis Pukulan Dalam Pencak Silat


Dalam pertandingan pencak silat, teknik pukulan yang sering dipergunakan adalah pukulan depan, pukulan sangkal/bandul, pukulan samping, dan pukulan melingkar. Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam pukulan dalam pencak silat akan saya jelaskan sebagai berikut.

1.       Pukulan Depan
Pukulan depan adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan lurus ke depan. Untuk mencapai hasil yang optimal dapat dilakukan dengan dibantu oleh pergerakan bahu dan putaran pinggang yang mendukung untuk pemindahan berat badan kebagian depan tangan yang menyerang.
Pukulan dapat dilaksanakan dalam dua sikap tubuh yang berbeda, yaitu pukulan depan dengan posisi tangan yang digunakan untuk menyerang sejajar dengan posisi kaki yang berada di depan, dan pukulan depan dengan posisi tangan yang tidak sejajar dengan kaki depan.
2.       Pukulan Sangkal/Bandul
Pukulan sangkar/bandul adalah pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan ditekuk 90 derajat. Lintasan tangan diayun dari bawah ke atas. Pukulan ini dapat dilaksanakan dengan posisi kaki yang bervariasi, baik dengan posisi kaki depan sejajar dengan tangan yang dipergunakan untuk menyerang atau tidak.
3.       Pukulan Melingkar
Pukulan melingkar adalah pukulan yang dilakukan dengan lintasan pukulan dari arah samping luar tubuh pesilat menuju ke arah dalam tubuh pesilat. Untuk hasil yang optimal dari pukulan lingkar ini, harus didukung dengan pergerakan bahu dan pinggang yang searah dengan arah pukulan. Karena hal ini dapat menambah bobot pukulan dengan adanya dorongan berat badan pesilat ke tangannya.
4.       Pukulan Samping
Pukulan samping adalah pukulan yang arahnya ke samping tubuh pesilat, dengan menggunakan punggung tangan. Lintasan pukulan dari samping tubuh ke arah luar tubuh pesilat.
Demikian Macam-macam Pukulan Dalam Pencak Silat yang dapat saya share semoga bermanfaat. Jika ada kekurangan dalam tulisan ini atau pertanyaan berkaitan dengan pukulan dalam pencak silat, sahabat blogger dapat mengomentari pada kolom komentar di bawah.

Salam Pembuka Pada Pencak Silat

Salam pembuka
Salam merupakan aspek penting dalam seni beladiri pencak silat. Selain sebagai pembuka, salam juga menunjukkan penghormatan kita kepada penonton, dewan juri, dan lawan pada khususnya. Salam juga menunjukkan aspek kewibawaan yang harus dimiliki oleh seorang pendekar. Adapun teknis dalam pemberian salam dalam beladiri pencak silat sebagai berikut.
·         Posisi badan dalam keadaan tegak dengan posisi lengan lurus di samping dan kaki dalam keadaan rapat dengan ujung tumit beradu dan membentuk huruf V.
·         Kedua tangan membentuk sudut 900 dan dirapatkan di depan dada.
·         Kedua lengan direntangkan ke atas sambil mengucapkan doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Kedua tangan diturunkan dan dirapatkan di depan dada sambil mengucapkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan kita sebagai manusia.
·         Meluruskan lengan kanan ke depan dengan lima jari terbuka sambil mengucapkan Pancasila.
·         Posisi tangan kanan ditarik kembali ke depan dada, seperti pada sikap semula. Kemudian, bersiap untuk melakukan gerakan jurus.

Kuda-kuda Dalam Pencak Silat

Kuda-kuda dalam pencak silat
·         Kuda-Kuda Depan
Cara melakukan kuda- kuda depan adalah Kuda-kuda depan dibentuk dengan posisi kaki didepan ditekuk dan kaki belakang lurus, telapak kaki belakang serong ke arah luar, badan tegap dan pandangan kedepan, berat badan pada kaki depan.
·         Kuda-Kuda Belakang
Cara melakukan kuda- kuda belakang adalah kuda-kuda belakang di bentuk dengan bertumpu pada kaki belakang. Tumit yang dipakai sebagai tumpuan tegak dengan panggul, badan agak condong ke depan, kaki depan berjinjit dengan menapak dengan tumit atau ujung kaki.

Kuda-Kuda Tengah
Cara melakukan kuda-kuda tengah adalah dibentuk dengan kedua kaki ditekukan dengan titik berat badan berada ditengah, kedua kaki melebar sejajar, dapat juga dilakukan dengan posisi serong. Posisi kedua telapak kaki serong membentuk sudut 30 derajat, tampak depan tampak samping tampak belakang.
·         Kuda-kuda samping
Cara melakukan kuda-kuda samping dengan cara satu kaki ditekuk dan kaki yang lain lurus ke samping, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan kaki. posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan ditopang oleh salah satu kaki yang menekuk. Posisi ke dua telapak kaki sejajar membentuk sudut 30 derajat , tampak dari depan. 
·         Kuda-Kuda Silang Depan
Cara melakukan Kuda-kuda silang adalah satu kaki di depan, berat badan ada di kaki depan ditumpukan pada satu kaki, kaki yang lain ringan sentuhan dengan ibu atau ujung jari kaki. Pandangan lurus kearah depan.

·         Kuda-Kuda Silang Belakang
Cara melakukan kuda-kuda silang adalah salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang dan kaki di tumpukan ke belakang, badan tetap tegak lurus, kedua lutut ditekuk dengan salah satu tangan diarahkan ke belakang. 

Peraturan Pencak Silat

Peraturan-Peraturan Dalam Pertandingkan Pencak Silat
Didalam pertandingan khususnya pencak silat tentu kita harus mengenal yang namanya peraturan dan ketentuan dalam bertanding. Tujuannya adalah agar pertandingan berjalan dengan baik sehingga tidak menimbulkan perselisihan atau perbedaan pendapat.
Dalam artikel kali ini saya akan memuat tentang peraturan-peraturan pertandingan pencak silat. Nah peraturan yang seperti apakah yang dipakai dalam pertandingan pencak silat? mari kita cari tau bersama-sama.
1.       Ketentuan Bertanding
·         pertandingan pencaksilat diikuti oleh 2 orang peserta yang saling berhadapan untuk saling mengalahkan.
·         Pertandingan pencak silat dibagi dalam 3 babak, dengan masing-masing babak memiliki waktu 2menit, dan istirahat antara babak 1 menit.
·         Pertandingan pencak silat di pimpin oleh 1 orang wasit dan 5 orang juri.

2.       Ketentuan kemenangan
·         Jika pertandingan selesai dalam 3 babak dan juri memenangkan salahsatu pesilat dengan jumlah angka yang lebih banyak maka pertandingan dimenangkan dengan menang angka.
·         Jika pesilat tidak dapat melanjutkan pertandingan karena menyatakan tidak dapat melanjutkan atau kondisi atlet tidak memungkinkan untuk bertanding maka kemenangan akan diberikan kepada lawan atas dasar menang teknik.
·         Jika lawan terjatuh karena serangan yang sah dan dalam tempo 10 detik tidak dapat bertanding lagi maka kemenangan akan diberikan kepada pemenang atas dasar menang mutlak.
·         Jika lawan mendapat peringatan kedua sampai ketiga maka kemenangan adan diberikan dengan atas dasar menang diskualifikasi.

3.       Ketentuan hukum untuk pesilat
·         Jika pesilat melakukan pelanggaran ringan maka akan diberikan teguran. Dalam hal teguran ini wasit biasanya akan mengurangi nilai pesilat itu sendiri.
·         Diskualifikasi akan diberikan oleh wasit jika pesilat mendapatkan peringatan ketiga. Seperti melakukan pelanggaran berat mendorong lawan hingga cedera.

4.       Ketentuan penilaian
·         Nilai 1 diberikan kepada pesilat jika pukulan masuk.
·         Nilai 2 jika serangan kaki mengenai sasaran.
·         Nilai 3 jika pesilat mampu menjatuhkan lawan.  
·         Nilai 4 jika pesilat berhasil menjatuhkan dan mengunci lawan .

·         Catatan: Pada peraturan pencak silat tidak semua angota badan kita boleh diserang. Bagian tubuh yang tidak dapat di serang yaitu bagian leher, pinggang, dan kemaluan. Sedangkan selebihnya dari situ boleh diserang.

Perkembangan Pencak Silat Di Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Dan mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan ular, kera, harimau,  ataupun burung elang.  
Ilmu bela diri mulanya berasal di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ketujuh masehi, namun asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kemudian kerajaan-kerajaan yang besar, seperti Majapahit dan Sriwijaya disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Seorang Peneliti silat bernama Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. 
Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, tidak hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Perihal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari Cina, India, dan mancanegara lainnya. Olahraga Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. 

Di semenanjung Malaysia dan Singapura, Pencak silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Kemudian di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, lalu di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilatnya. Dengan namanya saja, bisa diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas keseluruh dunia, oleh karena itu, diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan yang ada di Asia Tenggara.

Sejarah Pencak Silat

Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah “silat” paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit[butuh rujukan] dan Si Pitung dari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual.  Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi “palang pintu”, yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup Pencak Silat

Pengertian Pencak Silat

Pencak silat adalah suatu metode beladiri yang diciptakan oleh bangsa Indonesia guna mempertahankan diri dari bahaya. Bahaya yang mengancam keselamatan dan kelangsungan hidupnya. sebagai suatu metode/ilmu beladiri yang lahir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan sosial masyarakat bangsa Indonesia pencak silat sangat dipengaruhi oleh falsafah, budaya dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar dari budaya Melayu khususnya di Indonesia. Banyak ahli sejarah menyatakan bahwa Pencak Silat pertama kali ditemukan di Riaupada jaman kerajaan Sriwijaya di abad VII walaupun dalam bentuk yang masih kasar.Seni beladiri Melayu ini kemudian menyebar ke seluruh wilayah kerajaan Sriwijaya, semenanjung Malaka, dan Pulau Jawa.
Di Indonesia sendiri terdapat dua istilah dasar untuk pencak silat, yaitu pencak dan silat. Istilah pencak biasanya digunakan oleh masyarakat yang mendiami pulau jawa khususnya jawa barat. Sedangkan silat sendiri sering digunakan oleh masyarakat yang berada di pulau sumatra khususnya sumatra barat yang populer disebut silek atau bersilat.
Dalamkamus bahasa Indonesia, pencak silat di artikan permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan atau tanpa senjata.
Menurut beberapa ahli pencak silat adalah gerak beladiri tingkat tingi yang di sertai dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak efektif dan terkendali serta sering dipergunakan dalam latihan sabung atau pertandingan. Pendapat lain mengatakan bahwa pencak silat adalah sebagai fitrah manusia untuk membela diri dan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan, dan pikiran (olah gerak dan olah pikir).
Dari beragam definisi yang telah dikemukakan, maka pada tahun 1975 Pengurus Besar Persatuan pencak Silat Indonesia (IPSI) mendefinisikan Pencak Silat sebagai Berikut “Pencak silat adalah hasil-hasil budaya manusia Indonesia untuk membela, mempertahankan eksistensi dan integritas terhadap lingkungan hidup, alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman dan taqwakepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan
  • Membentuk dan mendidik kader-kader bangsa agar memiliki sikap ksatria, berani membela kebenaran dan keadilan, disiplin yang tinggi serta tanggung jawab lahir dan batin.
  • Membentuk masyarakat "Berjiwa Sehat, Berpikir Cerdas, Berprestasi."
  • Sebagai wadah bagi generasi yang mempunyai hobi olahraga khususnya beladiri untuk menyalurkan bakat dan minatnya.
  • Mendidik generasi mudah agar tidak terjerumus pergaulan bebas, pengguna obat terlarang.
  • Mendorong dan menggerakkan masyarakat agar lebih memahami dan menghayati langsung hakikat dan manfaat olahraga Pencak Silat sebagai kebutuhan hidup.


Ruang Lingkup
ruang lingkup pencak silat meliputi teknik-teknik sikap dan gerakan yang saling bergantung,saling menunjang secara fungsional menurut pola tertentu. Menurut munas IPSI th 1994, meliputi empat hal sebagai satu kesatuan,yaitu:
  • sikap pasang, sikap pasang adalah sikap siaga untuk melakukan serangan dan belaan secara taktis.
  • Gerak langkah, gerak langkah adalah teknik perpindahan atau mengubah posisi disertai kewaspadaan mental dan indra secara optimal untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan.
  • Serangan, serangan adalah menyerang lawan dengan penuh perhitungan agar tidak melest waktu menyerang. Serangan di bagi dua yaitu, serangan dengan lengan dan serangan dengan tungkai.
  • Belaan, belaan adalah sikap kesiagaan membela diri atau elakan dari serangan lawan, secara teknis belaan dilakukan dalam bentuk upaya untuk keluar dari serangan lawan. Adapun tekniknya yaitu, menangkis,mengelak dan menghindar.

Pencak Silat

Pendahuluan

Pencak silat adalah kata mejemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni kelompok masyarakat etnis  yang merupakan penduduk asli Negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura, dan Bali, sedangkan Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan), bdan Filipina. Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk suatu organisasi persatuan dan perguruan Pencak dan perguruan Silatdi Indonesia yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta. Pen­cak silat adalah olahraga bela diri yang memer­lukan banyak konsentrasi. Ada pen­garuh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam dalam pen­cak silat. Biasanya setiap daerah di Indone­sia mem­pun­yai ali­ran pen­cak silat yang khas. Mis­al­nya, daerah Jawa Barat terke­nal den­gan ali­ran Cimande dan Cika­long, di Jawa Ten­gah ada ali­ran Mer­pati Putih dan di Jawa Timur ada ali­ran Peri­sai Diri.Setiap empat tahun di Indone­sia ada per­tandin­gan pen­cak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pen­cak silat juga diper­tand­ingkan dalam SEAGames sejak tahun 1987. Di luar Indone­sia juga ada banyak pengge­mar pen­cak silat seperti di Aus­tralia, Belanda, Jer­man, dan Amerika.
Sejak saat itu, pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia.perguruan-perguruan yang mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai Negara kemudian juga menggunakan istilah Pencak Silat. Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sjak dibentuknya Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa, disingkat PERSILAT, di Jakarta pada tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan kata Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah. Dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat beberapa hal sekitar Pencak Silat yang meliputi sejarah perkembangan, teknik dasar pencak silat, dan beberapa hal lainnya